Candida albicans

| Sabtu, 05 April 2014 | |

Candida albicans
a.       Taksonomi
Kingdom          : Fungi
Divisio  : Eumycophyta
Class                 : Deuteromycetes
Ordo                 : Melaneoniales
Family              : Moniliaceae
Genus               : Candida
Spesies  : Candida albicans (Dewi, 2009)
b.      Definisi
Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Di tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik. Kadang-kadang Candida menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas berperantara sel terganggu (Jawetz et al. 2009).
c.       Morfologi
Pada biakan atau jaringan, spesies Candida tumbuh sebagai sel ragi tunas, berbentuk oval berukuran 3-6 μm. Candida membentuk pseudohifa ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel yang memanjang. Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa, Candida juga dapat menghasilkan hifa sejati.

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6 μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ (Jawetz et al, 2009).
Pada penelitian Dewi (2009) menyatakan bahwa Candida albicans merupakan anggota flora normal selaput lendir, saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genetalia wanita. Candida albicans dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah, trombofiebitis, endokarditas atau infeksi pada mata dan organ lain. Candida albicans mampu meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas serta tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini bersama-sama dengan sifat koloni dan morfologi koloni, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya. Jamur ini menyebabkan kandidiasis. Jamur ini mempunyai sedikit koloni namun penyebarannya merata, berwarna putih, dan penyebab kandidiasis. Kandidiasis dapat menjangkit selaput lendir, kuku, dan berbagai organ tubuh. Sering terjadi kandidiasis bibir dan lidah karena penggunaan protese (gigi palsu) yang tidak cocok, sehingga menimbulkan pengerasan gusi atau bibir.
Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 37ºC selama 24 jam, spesies Candida menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri atas pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-ujungnya (Simatupang, 2009).
Dua tes morfologi sederhana membedakan Candida albicans yang paling patogen dari spesies Candida lainnya yaitu setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu 37ºC, sel-sel ragi Candida albicans akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi Candida albicans menghasilkan chlamydospora bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas, asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat koloni dan morfologi, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya (Simatupang, 2009).
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik (Hasanah, 2012).
d.      Habitat
Candida albicans mempunyai habitat di tempat yang lembab, di alam bebas, yaitu di air, tanah dan kotoran binatang. Selain di alam bebas, Candida albicans dapat hidup di dalam tubuh manusia sebagai parasit atau saprofit, yaitu dalam alat pencernaan, alat pernapasan atau di dalam vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu Candida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis (Siregar, 2005).
b.      Faktor predisposisi
Menurut Simatupang (2009), Faktor  predisposisi utama infeksi Candida albicans adalah sebagai berikut : diabetes melitus, kelemahan menyeluruh, imunodefisiensi, kateter intravena atau kateter air kemih yang terpasang terus menerus, penyalahgunaaan narkotika intravena, pemberian antimikroba (yang mengubah flora bakteri normal), dan kortikosteroid. Pada dasarnya, faktor predisposisi ini digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu:


1)     Faktor endogen meliputi:
Perubahan fisiologik ( kehamilan, kegemukan, pengaruh pemberian obat-obatan seperti antibiotika, kortikosteroid atau sitostatika), umur (orangtua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna), dan imunologik (imunodefisiensi).
2)     Faktor eksogen meliputi:
Iklim panas dan kelembaban (menyebabkan banyak keringat terutama pada lipatan-lipatan kulit), kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air terlalu lama, kontak dengan penderita. Kedua faktor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan pertumbuhan Candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke dalam jaringan tubuh.
c.       Patogenitas
Candida albicans dapat menimbulkan penyakit pada beberapa tempat seperti infeksi mulut (sariawan) terutama pada bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi dan tampak sebagai bercak putih. Pada organ genitalia wanita (vulvovaginitis) menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan pengeluaran sekret. Pada infeksi kulit terutama terjadi pada bagian tubuh yang yang basah dan hangat, seperti ketiak, lipatan paha, skrotum atau lipatan di bawah payudara. Infeksi paling sering terjadi pada orang yang gemuk dan diabetes. Infeksi pada kuku menyebabkan rasa nyeri, bengkak kemerahan pada lipatan kuku yang dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal pada kuku sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan kuku. Infeksi Candida albicans dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misalnya tuberkulosis atau kanker) (Rochani, 2009).
d.      Infeksi Candida
Sumber utama infeksi Candida adalah flora normal dalam tubuh pada pasien dengan sistem imun yang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubuh, contohnya pada bayi baru lahir mendapat Candida dari vagina ibunya atau dari staf rumah sakit. Transmisi Candida antara staf rumah sakit dengan pasien, pasien dengan pasien biasanya muncul pada unit khusus, contohnya unit luka bakar, unit hematologi, unit bedah, neonatus dan unit transplantasi (Simatupang, 2009).
Infeksi Candida dapat berlangsung secara endogen, eksogen atau dengan kontak langsung. Infeksi endogen lebih sering terjadi karena Candida ini memang hidup saprofit di dalam traktus digestivus. Bila ada faktor predisposisi, maka Candida ini dapat lebih mudah mengadakan invasi di sekitar mukokutan, anus, dapat menyebabkan perianal kandidiasis atau di sudut mulut menyebabkan perioral kandidiasis. Pecandu narkotik dapat menderita kandidiasis yang disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril (Siregar, 2005).
Infeksi eksogen atau dengan kontak langsung dapat terjadi bila sel-sel ragi menempel pada kulit atau selaput lendir sehingga dapat menimbulkan kelainan-kelainan pada kulit tersebut, misalnya: vaginitis, balanitis atau kandidiasis interdigitalis (Siregar, 2005).
e.       Isolasi dan identifikasi Candida albicans
            Penanaman dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dengan ose steril kemudian dihapuskan atau disebarkan ke seluruh permukaan media agar Sabouraud Dekstrosa (SDA). Biakan diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari. Hasil dianggap positif Candida bila pada biakan tumbuh koloni jamur yang berwarna putih sampai krem dengan permukaan menimbul dan dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan larutan LPCB tampak adanya sel ragi dengan atau tanpa hifa semu. Hasil dinyatakan negatif bila pada biakan tidak tumbuh koloni jamur sampai umur biakan 10 hari atau lebih. Setelah biakan dinyatakan positif Candida, pemeriksaan dilanjutkan dengan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk identifikasi spesiesnya (Mulyati et al, 2002).
Isolat Candida albicans yang akan diidentifikasi dilakukan peremajaan dengan cara membiak ulang ke dalam medium pembenihan agar Sabouraud Dekstrosa (SDA) dan diinkubasi pada suhu kamar selama 48 – 72 jam. Isolat siap untuk diidentifikasi (Mulyati et al, 2002).
Biakan pada media chromagar dengan menghapuskan suspensi Candida dengan ohse steril di atas permukaan medium Chromagar. Biakan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37ºC. Identifikasi spesies ditentukan berdasarkan perbedaan warna koloni yang terjadi, seperti Candida albicans berwarna hijau, Candida tropicalis berwarna ungu tua sampai biru ke abu-abuan dan Candida krusei berwarna merah jambu sampai ungu kemerahan (Mulyati et al, 2002).
f.       Epidemiologi dan pencegahan
            Tindakan pencegahan yang paling penting adalah menghindari gangguan keseimbangan pada flora normal dan gangguan daya tahan inang. Infeksi kandidiasis tidak menular karena sebagian besar individu dalam keadaan normal sudah mengandung organisme tersebut (Jawetz et al, 2009).

Usaha pencegahan terhadap timbulnya kandidiasis meliputi penanggulangan faktor predisposisi dan penanggulangan sumber infeksi yang ada. Penanggulangan faktor predisposisi misalnya tidak menggunakan antibiotika atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan pakaian ketat, mengganti kontrasepsi pil atau AKDR dengan kontrasepsi lain yang sesuai, memperhatikan higiene. Penanggulangan sumber infeksi yaitu dengan mencari atau mengatasi sumber infeksi yang ada, baik dalam tubuhnya sendiri atau diluarnya (Darmani, 2001).

2 komentar:

Unknown Says:
14 Juni 2016 pukul 01.11

nggk ada daftar pustaka nya kah ini?

Anonim Says:
29 November 2017 pukul 05.06

tolong selalu cantumkan daftar pustaka , terima kasih

Posting Komentar