BAB
II
TINJAUAN
KASUS
A. Ilustrasi Kasus
Topik yang akan
diangkat dalam laporan Praktek Kerja lapangan ini adalah ketepatan pemilihan
metode pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) pada pasien di Rumah Sakit Orthopedi
Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.
Ketepatan metode
pemeriksaan terutama pada tenaga analis kesehatan loboratorium sangat
berpengaruh pada hasil pemeriksaan dan keselamatan pasien. Pemeriksaan hematologi merupakan salah
satu pemeriksaan yang dapat dipakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan
terapi dan prognosis. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat diperlukan hasil
yang teliti dan akurat. Dalam perkembangannya, berbagai tes laboratorik untuk
diagnosis mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan
yang efisien, teliti dan akurat. Salah satunya
adalah tes Laju Endap Darah (LED).
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) yang sering
digunakan sampai saat ini adalah metode Westergren yang dibaca pada jam ke 1
dan 2 (Sakti, 2006). Metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2 jam, terkadang
pada saat-saat tertentu pasien membutuhkan hasil yang cepat dan akurat.
Tentunya pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) metode Westergren tidak lagi
efektif untuk pasien, sehingga diperlukan pemilihan metode pemeriksaan Laju
Endap Darah (LED) yang tepat untuk pasien.
B.
Uraian
Kasus
Laju endap darah (erithrocyte
sedimentation rate, ESR) yang juga disebut laju sedimentasi eritrosit
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan
satuan mm/jam. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Beberapa dokter
masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses
penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit (Atiqah, 2011).
Pasien yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sakit atau cedera parah harus ditangani
dengan cepat, karena penundaan dapat mengancam keselamatan jiwanya. Pemeriksaan
Laju Endap Darah (LED) yang sering digunakan sampai saat ini adalah metode
Westergren dan Wintrobe yang membutuhkan waktu 2 jam. Selain metode Westergren
dan Wintrobe terdapat metode lain yang digunakan oleh Rumah Sakit Orthopedi
Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta seperti westergren miring atau menggunakan metode
pemeriksaan LED otomatis. Tenaga analis kesehatan dituntut untuk dapat memilih
metode pemeriksaan yang efektif sesuai dengan kondisi pasien.
C.
Identifikasi
Masalah
Pemilihan metode
pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) yang efektif digunakan pada pasien di Rumah
Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.
D.
Pembatasan
Masalah
Pembatassan masalah
yang ingin dibahas adalah mengenai metode pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
yang digunakan untuk pasien di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso
Surakarta.
E.
Rumusan
Masalah
Metode pemeriksaan Laju
Endap Darah (LED) apakah yang efektif untuk pasien di Rumah Sakit Orthopedi
Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta?
BAB
III
ANALISIS
KASUS
A. Tinjauan Teori
1. Laju Endap
Darah (LED)
a. Definisi
LED atau juga biasa
disebut Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran kecepatan
endap eritrosit, menggambarkan komposisi plasma serta perbandingan eritrosit
dan plasma. LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
gravitasi bumi (KEMENKES RI, 2011).
b. Proses
pemriksaan LED
Proses LED dibagi dalam 3 fase. Fase pertama adalah tingkatan
penggumpalan yang menggambarkan periode eritrosit membentuk gulungan (rouleaux) dan sedikit sedimentasi. Fase kedua adalah
tingkatan pengendapan cepat, yaitu eritrosit mengendap secara tetap dan lebih
cepat. Dan fase ketiga adalah tingkatan pemadatan, pengendapan gumpalan
eritrosit mulai melambat karena terjadi pemadatan
c. Nilai
normal
-
Pria kurang dari 15
-
Wanita kurang dari 20
d. Implikasi klinik
nilai meningkat terjadi
pada: kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya tuberkulosis, arthritis
reumatoid, infark miokard akut, kanker, penyakit Hodkin’s, gout, Systemic
Lupus Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka bakar, kehamilan trimester
II dan III. Peningkatan nilai LED > 50mm/jam harus diinvestigasi lebih
lanjut dengan melakukan pemeriksaan terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu:
kadar protein dalam serum dan protein, immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody
(ANA) Tes, reumatoid factor. Sedangkan peningkatan nilai LED > 100mm/jam
selalu dihubungkan dengan kondisi serius, misalnya: infeksi, malignansi,
paraproteinemia, primary macroglobulinaemia, hiperfi brinogenaemia, necrotizing
vaskulitis, polymyalgia rheumatic.
nilai menurun terjadi
pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel sabit, Hipofi
brinogenemia, serum protein rendah Interaksi obat dengan hasil laboratorium:
etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.
2. Macam-macam
metode pemeriksaan LED
Pengukuran LED dapat dilakukan dengan berbagai metode yang
masingmasing memiliki kelebihan, kekurangan, dan sensitivitas, serta nilai
rujukan tersendiri. Hal tersebut disebabkan prosedur dan alat-alat yang dipakai
berbeda. Metode-metode pengukuran LED yang ada antara lain Metode Westergren,
Wintrobe, Mikro sedimentasi Landau,
dan metode pemeriksaan LED otomatis.
3. Metode
pemeriksaan LED di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
a. Metode Westergreen
Untuk
melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1
(4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl
0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel darah yang telah
diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai
tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan
dari getaran maupun sinar matahari langsung. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah
berapa mm penurunan eritrosit.
b. Metode Wintrobe
Sampel yang
digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi
sampel sebelum diperiksa. Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe
menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0. Letakkan tabung dengan posisi tegak
lurus. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
c. Metode pemeriksaan LED otomatis
Pada metode
otomatis ini darah dimasukan ke dalam tabung khusus dan dicampur secara
hati-hati, sampel kemudian dimasukan ke dalam alat dan didiamkan dalam waktu
tertentu. Tabung dimiringkan 18° sehingga menyebabkan proses pengendapan
dipercepat. LED jam pertama dibaca dalam waktu 25 menit, LED jam kedua dibaca
dalam waktu 45 menit. Sensor yang terdapat pada alat pemeriksaan LED otomatis
akan membaca tingkat pengendapan eritrosit kemudian data dicetak dan
divisualisasikan pada layar.
d. Metode
westergren miring
Salah satu keuntungan Westergren
miring adalah waktu pengukuran lebih singkat dan prosedur pemeriksaan lebih
praktis juga sederhana. Memerlukan waktu lebih singkat yaitu 12 menit dan
prosedur yang sederhana untuk mendapatkan hasil pengukuran LED. LED jam pertama
dibaca dalam waktu 7 menit dan jam kedua
dibaca dalam waktu 12 menit. LED akan dipercepat dengan meletakkan tabung
miring 45° pada rak khusus sehingga menambah gaya gravitasi.
4. Data
hasil pengamatan
Dari
uraian diatas diperoleh data lamanya pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) pada
masing-masing metode yang digunakan oleh Rumah Sakit Orthopedi
Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.
a. Metode
westergren : 120 menit
b. Metode
wintrobe : 120 menit
c. Metode pemeriksaan LED otomatis :
45 menit
d. Metode
westergren miring : 12 menit
B.
Analisis
SWOT
1. Strength
(kekuatan)
Mahasiswa sudah
mendapatkan teori mengenai pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) pada mata kuliah Hematologi,
sehingga dapat mengaplikasikannya di dunia kerja yang nyata.
2. Weakness
(kelemahan)
Dalam praktikum mata
kuliah Hematologi mahasiswa hanya mendapatkan pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED) metode Westergren dan Wintrobe.
3. Opportunity
(peluang)
Mahasiswa PKL diberi
kesempatan untuk melakukan pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) metode pemeriksaan LED otomatis dan Metode westergren
miring.
4. Treath
(ancaman)
Apabila sebuah
laboratium tidak memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED) metode pemeriksaan LED otomatis dan Metode
westergren miring.
C.
Pembahasan
Metode pengukuran LED
yang direkomendasikan oleh WHO dalam ICSH saat ini adalah metode Westergren
yang menggunakan tabung Westergren dan diletakkan tegak lurus pada rak khusus,
kemudian dibaca setelah 1 jam dalam satuan milimeter. Metode westergren miring adalah
metode baru yang dapat mengukur LED lebih cepat sehingga membantu klinisi untuk
menentukan tindakan selanjutnya, westergren miring memerlukan waktu lebih
singkat yaitu 12 menit dan prosedur yang sederhana untuk mendapatkan hasil
pengukuran LED. LED akan dipercepat dengan meletakkan tabung miring 45° pada
rak khusus sehingga menambah gaya gravitasi.
Pada metode
pemeriksaan LED otomatis menggunakan alat otomatis dimana tabung diletakan pada
kemiringan 18° sehingga akan mempercepat pengendapan. Metode ini membutuhkan
waktu 45 menit. Keuntungan menggunakan alat ini adalah lebih mudah dikerjakan
dibandingkan metode lainnya dan hasil akan tercetak secara otomatis.
Pada penelitian Ibrahim,
dkk (2006) menyimpulkan bahwa Hasil pemeriksaan metode westergren miring dan metode pemeriksaan LED otomatis dibandingkan dengan
metode Westergren adalah valid. Jadi tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil pemeriksaan LED metode Westergren yang direkomendasikan oleh WHO
dalam ICSH dengan metode westergren miring dan metode
pemeriksaan LED otomatis, sehingga metode westergren miring dan metode pemeriksaan LED otomatis dapat digunakan untuk
pemeriksaan LED pada pasien.
2 komentar:
16 Februari 2019 pukul 17.44
Apakah ada referensi tentang pemeriksaan led dengan metode modifikasi kemiringan 45°?
3 Maret 2022 pukul 14.58
Blackjack, Casino, Online, Roulette - JT Hub
Blackjack, Casino, Online, Roulette. Find a blackjack, casino 경기도 출장마사지 and 안성 출장마사지 slots, 과천 출장샵 online, 전주 출장샵 roulette 광명 출장샵 and casino table games.
Posting Komentar