TEKANAN OSMOSIS LARUTAN
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya moleku-lmolekul
pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau
peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer
ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk
menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui
membran.
·
Larutan yang mempunyai
tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
·
Larutan yang mempunyai
tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
·
Larutan-larutan yang
mempunyai tekanan osmotik sama disebut
Isotonis.
Peristiwa osmosis
Keterangan:
A = larutan gula
B = selaput semipermeabel
C = air
Perhatikan peristiwa osmosis pada gambar diatas . Gambar
tersebut menunjukkan osmometer yang diisi larutan gula, kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kimia
yang berisi air, ternyata permukaan larutan gula pada osmometer
naik. Akan tetapi, jika di atas torak diberi beban tertentu, maka aliran air ke
dalam osmometer dapat dicegah.
Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang
mengalir melalui selaput semipermeabel ke dalam larutan disebut tekanan osmosis
larutan.
Pengimbangan tekanan osmosis
Keterangan:
A = larutan gula
B = selaput semipermeabel
C = air
Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = p , maka :
p = n/V R T = C R T
dimana :
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
Hubungan tekanan osmosis dengan kemolaran larutan oleh Van’t Hoff
dapat dirumuskan sebagai berikut.
π = MRT
Keterangan:
π = tekanan osmosis (atm)
M = molaritas (mol/liter)
T = suhu mutlak (K)
R = ketetapan gas (0,082) L.atm.mol–1K–1
Hukum Van’t Hoff ini hanya berlaku pada larutan
nonelektrolit.
0 komentar:
Posting Komentar