BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bagi kebanyakan orang, formalin
adalah bahan yang lazim digunakan untuk
pengawet mayat . Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain sehingga
lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.
Formaldehide
yang lebih dikenal dengan nama formalin sebenarnya bukan merupakan bahan
makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh di tambahkan pada makanan.
Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen, mutagen,
korosif, dan iritatif.
Akhir – akhir
ini semakin marak dibicarakan tentang formalin yang terdapat dibeberapa bahan
makanan. Formalin dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan makanan, sehingga
makanan akan lebih lama bertahan.
Pengawet formalin
mempunyai unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya
jika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur
protein mulai dari bagian permukaan tahu
hingga terus meresap ke bagian dalamnya.
Dengan matinya protein setelah terikat
unsur kimia dari formalin maka bila
di tekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati tidak akan
di serang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, itulah sebabnya tahu
atau makanan lainnya menjadi lebih awet.
Sifat
antimicrobial dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya menginaktivasi
protein dengan cara mengkondensasi dengan amino bebas dalam protei menjadi
campuran lain. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan peningkatan
suhu (Lund,1994). Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid
bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian – rangkaian antara protein
yang berdekatan.
Melihat
sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat
di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih bila formalin yang masuk
ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Formalin juga
dapat merusak persyarafan tubuh manusia dan di kenal dengan zat yang bersifat
neurotoksik. Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah
lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi
dan infertilas. Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat
menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.
(Sumber
: CP-BULLETIN SERVICE edisi januari 2006)
Dampak Buruk Formalin Bagi Tubuh
Manusia
·
Kulit :
irritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit
·
Mata :
irritatif, mata merah dan berair, kebutaan
·
Hidung :
Mimisan
·
Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit
tenggorokan
·
Saluran Pencernaan:
Irritasi lambung, mual, muntah, mules
·
Hati :
Kerusakan hati
·
Paru – paru : Radang paru – paru
karena zat kimia (pneumonitis )
·
Saraf : Sakit kepala, lemas, susah
tidur, sukar konsentrasi
·
Ginjal :
Kerusakan ginjal
·
Organ reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi,
fertilitas.
(Sumber
: Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)
BAB
II
ISI
FORMALIN/FORMALDEHIDE
(CH₂O)
Nama Kimia : Methanal
Nama lain :Formaldehide solution, Formalin, Formol,
Formic AldehIde, Methaldehyde, Methylene oxide, Oximethylene,
karsan.
Rumus Kimianya : CH₂O
SENYAWA
KIMIA
1. Struktur
Kimia :
2. Sifat Fisika – Kimia Formalin
·
Massa molar :
30,03 g.mol¯¹
·
Densitas :
1 g/m³
·
Titik didih :
-117 °C (156 K)
·
Titik leleh :
-19,3 °C (253,9 K)
·
Kelarutan dalam air
> 100g/100 ml (20° C)
Dalam udara
bebas formaldehid berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya di jual dalam
kadar larutan ±37% menggunakan merk
dagang ‘formalin’ atau ‘formol’).
Dalam air, formaldehida
mengalami polimerisasi dan sedikit yang ada dalam bentuk monomer H₂CO. Formaldehide dalam
larutan bersifat sebagai pereduksi yang kuat, terutama dengan adanya alkali.
Formaldehide bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena
itu larutan formaldehyde harus di tutup serta di isolasi supaya tidak kemasukkan
udara.
UJI KUALITATIF
FORMALIN
A. UJI ASAM KROMATROPAT
·
Prinsip : Formadehide dapat diketahui dengan
penambahan reagen asam kromatropat dalam asam sulfat pekat disertai pemanasan
beberapa menit akan terjadi pewarnaan violet.
·
Pereaksi :
Pereaksi yang digunakan adalah asam kromatropat dibuat dengan melarutkan asam
1,8-dihidroksinaftalen-3,6-diosulfat dalam H₂SO₄
72% (kira-kira 500mg/100ml).
·
Prosedur :
Sebanyak 5 ml pereaksi asam kromatropat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambah 1 ml larutan hasil destilasi sambil diaduk. Larutan dimasukkan ke
dalam penangas air mendidih selama 15 menit dan diamati perubahan warna yang
terjadi. Adanya formaldehyde ditunjukkan dengan timbulnya warna ungu terang
sampai ungu tua.
(Sumber: Dr.
Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si, 2009)
·
Reaksi
Kimia
Formalin
dengan adanya asam kromatropat dalam asam sulfat disertai pemanasan beberapa
menit akan terjadi paewarnaan violet.
Reaksi
asam kromatropat mengikuti prinsip kondensasi senyawa fenol dengan formaldehida
membentuk senyawa berwarna (3,4,5,6-dibenzoxanthylium).
Pewarnaan
disebabkan terbentuknya ion karbenium-oksonium yang stabil karena mesomeri.
B. LARUTAN SCHIFF
Prosedur
:Sejumlah
sample digerus dalam mortir, tambahkan air secukupnya, saring. Ambil filtrat, kemudian
diasamkan dengan HCl sampai pH kurang dari 3, lalu tambahkan pereaksi Schiff
yang tak berwarna dengan volume sama banyak. Setelah beberapa saat akan
terbentuk warna merah sampai ungu jika positif ada formalin.
(Sumbaer:
Fitriah Kusumawati, Ikatriharyanti. Penatapan Kadar formalin. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.pdf.file)
C. PEREAKSI NASH’S
Prosedur :Larutan Uji yang mengandung formalin
ditambah dengan pereaksi nash’s lalu diinkubasikan dalam penangas air pada suhu
37°C±1°C selama 30 menit. Timbulnya warna kuning yang intens menunjukkan adanya
formalin.
Pereaksi
Nash’s dibuat dengan melarutkan 150 gram ammonium asetat, 3ml asam asetat, 2ml
asetil aseton dengan aquades sampai 1000ml.
Cara
ini juga digunakan untuk melakukan uji kuantitatif untuk mengetahui kandungan
formalin yang ditambahkan dalam makanan.
D. UJI HEHNER-FULTON
Prosedur :Sebanyak
5ml larutan hasil destilasi ditambah 6ml H₂SO₄
dan didinginkan.
Sebanyak 5ml campuran ini masukkan ke
dalam tabung reaksi lalu ditambah 1ml susu bebas aldehid secara perlahan sambil
didinginkan.
Campuran selanjutnya ditambah 0,5ml
pereaksi (dibuat dengan mencampur 1 bagian air brom jenuh ke dalam 1bagian asam
sulfat pekat dan dibiarkan dingin). Adanya formaldehid ditunjukkan dengan
timbulnya warna merah muda ungu.
E. UJI DENGAN FERRI KLORIDA
Prosedur :Sebanyak 5gram sample ditimbang lau
ditambah 50ml aquades dan dimasukkan ke dalam corong pisah.
Campuran ditambah 1-2 ml asam asetat 4N
lalu dikocok dengan 2x20ml eter.
Lapisan eter dipisahkan dan diuapkan
dengan rotavapor sampai kering.
Residu ditambah 10-20ml aquades lalu
diaduk dan dituang ke dalam 3ml asam sulfat yang telah ditetesi dengan 2 tetes
FeCl₃
10% secara perlahan-lahan. Timbulnya warna merah lembayung menunjukkan adanya
formaldehid.
UJI KUANTITATIF
FORMALIN
SPEKTROFOTOMETRI
Prinsip metode
Spektrofotometri didasarkan adanya interaksi dari energy radiasi
elektromagnetik zat kimia tempat cahaya putih diubah menjadi cahaya
monokromatis yang bisa dilewatkan ke dalam larutan berwarna, sebagian cahaya
diserap dan sebagian diteruskan.
Hasil analisis
formalin secara kualitatif positif (berwarna ungu), maka intensitas warna di
ukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 560 nm. Semakin tinggi
kandungan formaldehida dalam sampel nilai absorbannya makin besar. Nilai
absorban kemudian dibandingkan dengan kurva standar.
Prosedur:
1. Dibuat
larutan standar formalin konsentrasi 1000 ppm dengan cara mencampurkan larutan
formalin sebanyak 0,25 ml (larutan formalin 40%).
2. Kemudian
di encerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest sampai tanda batas.
3. Larutan
tersebut kemudian di buat larutan standar dengan konsentrasi
1,3,6,10,15,20,25,30,35,40,50,60,70,80,90,100,dan 120 ppm dan diencerkan dengan
aquadest dalam labu takar 100 ml sampai tanda batas.
4. Larutan
pereaksi sebanyak 1 ml larutan standar formalin (dibuat untuk semua konsentrasi
diatas) sambil diaduk.
5. Tabung
reaksi dimasukkan kedalam penangas air yang mendidih selam 15 menit, angkat dan
dinginkan kemudian masukkan kedalam kuvet dan ukur absorbansinya dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm.
6. Plot
hubungan antara konsentrasi dengan absorban larutan standar formalin, lalu buat
persamaan regresi linier (digunakan untuk menghitung konsentrasi /kadar
formalin dalam sampel).
7. Penentuan
kadar formalin dalm sampel. Mencampurkan 10 gram sampel dengan cara
menggerusnya dalam lumpang.
8. Campuran
dipindahkan kedalam labu kjedahl dan diasamkan dengan H₃PO₄.
Labu kjedahl dihubungkan dengan pendingin dan disuling. Hasil sulingan
ditampung dan ditambahkan pereaksi(larutan jenuh asam 1,8 dihidroksinaftalen
3,6 disulfonat dalam H₂SO₄
72%), diencerkan dalam labu takar 50 ml sampai tanda batas, kemudian sampel
tersebut diukur absorban dengan spektrofotometri dan hitung kadar formalinnya.
Perhitungan kadar formalin
berdasarkan persamaan garis lurus dari kurva baku:
Y =bX + a, maka :
X=
x fp
Keterangan :
Y :Absorbansi
a :Konstanta
X :Kadar
formalin sampel (mg/l)
b :Koefisien
fp :Faktor
Pengenceran
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Formaldehid
merupakan bahan tambahan kimia yang efisien, tetapi dilarang ditambahkan pada
bahan pangan (makanan), tetapi ada kemungkinan, formaldehid digunakan dalam
pengawetan susu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah, dan produk pangan lainnya.
Formaldehid
merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam
sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh.
Uji kualitatif
formalin pada bahan makanan dapat dilakukan dengan reagen asam kromatopat.
Untuk sampel susu dapat dilakukan dengan uji Hehner-Fulton dan uji dengan Ferri
Klorida.
Uji kuantitatif
formalin menggunakan spektrofotometer. Prinsipnya adalah penyerapan warna
dengan alat spektrofotometer panjang gelombang 560 nm
6 komentar:
2 Juni 2013 pukul 02.27
kalo boleh tahu, literatur nya apa yh???
18 September 2013 pukul 09.59
nih..
Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan ed.2 hal:254-271
CP-BULLETIN SERVICE edisi januari 2006
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
www.Wikipedia Indonesia/formaldehida.html
http://www.scribd.com/doc/39999429/Chapterll-artikel
Fitriah Kusumawati, Ikatriharyanti. Penatapan Kadar formalin. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.pdf.file
15 Oktober 2013 pukul 01.24
untuk uji ferri klorida pakai yang mana literaturnya?
5 September 2018 pukul 22.48
Kak, boleh tanya asam kromatofat belinya dimana ya?
5 September 2018 pukul 22.48
Kak, boleh tanya asam kromatofat belinya dimana ya?
4 April 2019 pukul 17.33
Belinya dimana balas dong
Posting Komentar