Formalin

| Minggu, 13 Januari 2013 | |


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bagi kebanyakan orang, formalin adalah  bahan yang lazim digunakan untuk pengawet mayat . Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.
Formaldehide yang lebih dikenal dengan nama formalin sebenarnya bukan merupakan bahan makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh di tambahkan pada makanan. Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen, mutagen, korosif, dan iritatif.
Akhir – akhir ini semakin marak dibicarakan tentang formalin yang terdapat dibeberapa bahan makanan. Formalin dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan.
Pengawet formalin mempunyai unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya jika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur protein  mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap  ke bagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat  unsur  kimia dari formalin maka bila di tekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati tidak akan di serang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.
            Sifat antimicrobial dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya menginaktivasi protein dengan cara mengkondensasi dengan amino bebas dalam protei menjadi campuran lain. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan peningkatan suhu (Lund,1994). Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian – rangkaian antara protein yang berdekatan.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Formalin juga dapat merusak persyarafan tubuh manusia dan di kenal dengan zat yang bersifat neurotoksik. Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilas. Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.
(Sumber : CP-BULLETIN SERVICE  edisi januari 2006)

Dampak Buruk Formalin Bagi Tubuh Manusia
·      Kulit                       : irritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit
·      Mata                       : irritatif, mata merah dan berair, kebutaan
·      Hidung                   : Mimisan
·      Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan
·      Saluran Pencernaan: Irritasi lambung, mual, muntah, mules
·      Hati                         : Kerusakan hati
·      Paru – paru                         : Radang paru – paru karena zat kimia (pneumonitis )
·      Saraf                       : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sukar konsentrasi
·      Ginjal                      : Kerusakan ginjal
·      Organ reproduksi    : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, fertilitas.
(Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)








BAB II
ISI

FORMALIN/FORMALDEHIDE (CHO)

Nama Kimia    : Methanal

Nama lain        :Formaldehide solution, Formalin, Formol, Formic  AldehIde,   Methaldehyde, Methylene oxide, Oximethylene, karsan.

Rumus Kimianya : CHO

SENYAWA KIMIA
1.      Struktur Kimia :




2.      Sifat  Fisika – Kimia Formalin
·         Massa molar          : 30,03 g.mol¯¹
·         Densitas                : 1 g/m³
·         Titik didih             : -117 °C (156 K)
·         Titik leleh              : -19,3 °C (253,9 K)
·         Kelarutan dalam air > 100g/100 ml (20° C) 

Dalam udara bebas formaldehid berada dalam wujud gas, tetapi  bisa larut dalam air (biasanya di jual dalam kadar larutan  ±37% menggunakan merk dagang  ‘formalin’ atau ‘formol’).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit yang ada dalam bentuk monomer  HCO. Formaldehide dalam larutan bersifat sebagai pereduksi yang kuat, terutama dengan adanya alkali. Formaldehide bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehyde harus di tutup serta di isolasi supaya tidak kemasukkan udara.
(Sumber : www.Wikipedia Indonesia/formaldehida.html)
















                 








UJI KUALITATIF FORMALIN

A. UJI ASAM KROMATROPAT
·         Prinsip            : Formadehide dapat diketahui dengan penambahan reagen asam kromatropat dalam asam sulfat pekat disertai pemanasan beberapa menit akan terjadi pewarnaan violet.
·         Pereaksi          : Pereaksi yang digunakan adalah asam kromatropat dibuat dengan melarutkan asam 1,8-dihidroksinaftalen-3,6-diosulfat dalam HSO 72% (kira-kira 500mg/100ml).
·         Prosedur        : Sebanyak 5 ml pereaksi asam kromatropat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah 1 ml larutan hasil destilasi sambil diaduk. Larutan dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 15 menit dan diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya formaldehyde ditunjukkan dengan timbulnya warna ungu terang sampai ungu tua.
 (Sumber: Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si, 2009)
·         Reaksi Kimia










Formalin dengan adanya asam kromatropat dalam asam sulfat disertai pemanasan beberapa menit akan terjadi paewarnaan violet.
Reaksi asam kromatropat mengikuti prinsip kondensasi senyawa fenol dengan formaldehida membentuk senyawa berwarna (3,4,5,6-dibenzoxanthylium).
Pewarnaan disebabkan terbentuknya ion karbenium-oksonium yang stabil karena mesomeri.

B. LARUTAN SCHIFF
Prosedur          :Sejumlah sample digerus dalam mortir, tambahkan air  secukupnya, saring. Ambil filtrat, kemudian diasamkan dengan HCl sampai pH kurang dari 3, lalu tambahkan pereaksi Schiff yang tak berwarna dengan volume sama banyak. Setelah beberapa saat akan terbentuk warna merah sampai ungu jika positif ada formalin.
(Sumbaer: Fitriah Kusumawati, Ikatriharyanti. Penatapan Kadar formalin. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.pdf.file)

C. PEREAKSI NASH’S
Prosedur     :Larutan Uji yang mengandung formalin ditambah dengan pereaksi nash’s lalu diinkubasikan dalam penangas air pada suhu 37°C±1°C selama 30 menit. Timbulnya warna kuning yang intens menunjukkan adanya formalin.
Pereaksi Nash’s dibuat dengan melarutkan 150 gram ammonium asetat, 3ml asam asetat, 2ml asetil aseton dengan aquades sampai 1000ml.
Cara ini juga digunakan untuk melakukan uji kuantitatif untuk mengetahui kandungan formalin yang ditambahkan dalam makanan.





D. UJI HEHNER-FULTON
Prosedur     :Sebanyak 5ml larutan hasil destilasi ditambah 6ml HSO dan didinginkan.
Sebanyak 5ml campuran ini masukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 1ml susu bebas aldehid secara perlahan sambil didinginkan.
Campuran selanjutnya ditambah 0,5ml pereaksi (dibuat dengan mencampur 1 bagian air brom jenuh ke dalam 1bagian asam sulfat pekat dan dibiarkan dingin). Adanya formaldehid ditunjukkan dengan timbulnya warna merah muda ungu.

E. UJI DENGAN FERRI KLORIDA
Prosedur     :Sebanyak 5gram sample ditimbang lau ditambah 50ml aquades dan dimasukkan ke dalam corong pisah.
Campuran ditambah 1-2 ml asam asetat 4N lalu dikocok dengan 2x20ml eter.
Lapisan eter dipisahkan dan diuapkan dengan rotavapor sampai kering.
Residu ditambah 10-20ml aquades lalu diaduk dan dituang ke dalam 3ml asam sulfat yang telah ditetesi dengan 2 tetes FeCl 10% secara perlahan-lahan. Timbulnya warna merah lembayung menunjukkan adanya formaldehid.









UJI KUANTITATIF FORMALIN

SPEKTROFOTOMETRI
Prinsip metode Spektrofotometri didasarkan adanya interaksi dari energy radiasi elektromagnetik zat kimia tempat cahaya putih diubah menjadi cahaya monokromatis yang bisa dilewatkan ke dalam larutan berwarna, sebagian cahaya diserap dan sebagian diteruskan.
Hasil analisis formalin secara kualitatif positif (berwarna ungu), maka intensitas warna di ukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 560 nm. Semakin tinggi kandungan formaldehida dalam sampel nilai absorbannya makin besar. Nilai absorban kemudian dibandingkan dengan kurva standar.

Prosedur:
1.   Dibuat larutan standar formalin konsentrasi 1000 ppm dengan cara mencampurkan larutan formalin sebanyak 0,25 ml (larutan formalin 40%).
2.   Kemudian di encerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest sampai tanda batas.
3.   Larutan tersebut kemudian di buat larutan standar dengan konsentrasi 1,3,6,10,15,20,25,30,35,40,50,60,70,80,90,100,dan 120 ppm dan diencerkan dengan aquadest dalam labu takar 100 ml sampai tanda batas.
4.   Larutan pereaksi sebanyak 1 ml larutan standar formalin (dibuat untuk semua konsentrasi diatas) sambil diaduk.
5.   Tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air yang mendidih selam 15 menit, angkat dan dinginkan kemudian masukkan kedalam kuvet dan ukur absorbansinya dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm.
6.   Plot hubungan antara konsentrasi dengan absorban larutan standar formalin, lalu buat persamaan regresi linier (digunakan untuk menghitung konsentrasi /kadar formalin dalam sampel).
7.   Penentuan kadar formalin dalm sampel. Mencampurkan 10 gram sampel dengan cara menggerusnya dalam lumpang.
8.   Campuran dipindahkan kedalam labu kjedahl dan diasamkan dengan HPO. Labu kjedahl dihubungkan dengan pendingin dan disuling. Hasil sulingan ditampung dan ditambahkan pereaksi(larutan jenuh asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat dalam HSO 72%), diencerkan dalam labu takar 50 ml sampai tanda batas, kemudian sampel tersebut diukur absorban dengan spektrofotometri dan hitung kadar formalinnya.

Perhitungan kadar formalin berdasarkan persamaan garis lurus dari kurva baku:
 Y =bX + a, maka :  
X=  x fp
Keterangan :
Y         :Absorbansi
a          :Konstanta
X         :Kadar formalin sampel (mg/l)
b          :Koefisien
fp         :Faktor Pengenceran
                       













BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Formaldehid merupakan bahan tambahan kimia yang efisien, tetapi dilarang ditambahkan pada bahan pangan (makanan), tetapi ada kemungkinan, formaldehid digunakan dalam pengawetan susu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah, dan produk pangan lainnya.
Formaldehid merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
Uji kualitatif formalin pada bahan makanan dapat dilakukan dengan reagen asam kromatopat. Untuk sampel susu dapat dilakukan dengan uji Hehner-Fulton dan uji dengan Ferri Klorida.
Uji kuantitatif formalin menggunakan spektrofotometer. Prinsipnya adalah penyerapan warna dengan alat spektrofotometer panjang gelombang 560 nm












6 komentar:

Unknown Says:
2 Juni 2013 pukul 02.27

kalo boleh tahu, literatur nya apa yh???

Unknown Says:
18 September 2013 pukul 09.59

nih..

Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan ed.2 hal:254-271

CP-BULLETIN SERVICE edisi januari 2006

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia

www.Wikipedia Indonesia/formaldehida.html

http://www.scribd.com/doc/39999429/Chapterll-artikel

Fitriah Kusumawati, Ikatriharyanti. Penatapan Kadar formalin. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.pdf.file

Unknown Says:
15 Oktober 2013 pukul 01.24

untuk uji ferri klorida pakai yang mana literaturnya?

Anggun tiwi Says:
5 September 2018 pukul 22.48

Kak, boleh tanya asam kromatofat belinya dimana ya?

Anggun tiwi Says:
5 September 2018 pukul 22.48

Kak, boleh tanya asam kromatofat belinya dimana ya?

Unknown Says:
4 April 2019 pukul 17.33

Belinya dimana balas dong

Posting Komentar